Pemanfaatan Kayu Rajumas, Sengon dan Bambu Petung Sebagai Produk Papan Laminasi

Authors

  • Febriana Tri Wulandari Universitas Mataram
  • Dini Lestari Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.36312/ej.v5i1.1822

Keywords:

Papan Laminasi, Berat Labur, Jenis Kombinasi, Sifat Fisika dan Mekanika.

Abstract

Salah satu alternatif peningkatan nilai tambah kayu sengon dan rajumas dengan mengkombinasikan dengan bambu petung menjadi bentuk papan papan laminasi sebagai subtitusi material struktural. Bambu petung dapat dibuat papan laminasi karena memiliki dinding batang tebal (10 mm-30 mm), dinding batang yang tebal akan menghemat penggunaan perekat. Papan laminasi merupakan suatu produk yang dibentuk dari lamina-lamina kayu yang disatukan dengan perekat dengan proses pengempaan menjadi papan yang ukurannya bisa diatur sesuai keperluan. Kelebihan produk papan laminasi yaitu cacat kayu dapat dihilangkan, memiliki nilai estetika yang baik serta mudah dalam perawatannya. Persayaratan kayu untuk untuk penggunaan structural membutuhkan kekuatan yang tinggi dan memiliki dimensi yang besar.  Teknologi papan laminasi memungkinkan kayu dengan sifat inferior dikonversi menjadi produk structural.  Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh berat labur, jenis kombinasi kayu dan non kayu serta interaksinya terhadap sifat fisika dan mekanika papan laminas serta menentukan kelas kuat papan laminasi berdasarkan sifat fisika dan mekanikanya. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisika (kerapatan, pengembangan tebal dan penyusutan tebal) papan laminasi tidak berpengaruh nyata terhadap berat labur, jenis kombinasi dan interaksinya kecuali pada pengujian kadar air berpengaruh nyata.  Pengujian sifat mekanika (MoE dan MoR) berpengaruh nyata terhadap berat labur, jenis kombinasi dan interaksinya.  Sifat fisika papan laminasi kombinasi kayu rajumas bambu petung dan sengon bambu petung sudah sesuai standar JAS 234-2007 namun pada pengujian sifat mekanika belum memenuhi standar.  Berdasarkan hasil pengujian sifat fisika dan mekanika maka masuk dalam kelas kuat III yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi ringan dengan pemakaian didalam ruangan.

Utilization of Rajumas, Sengon and Petung Bamboo as Laminated Board Products

Abstract

One alternative to increase the added value of sengon and rajumas wood by combining with petung bamboo into a form of laminated board as a substitute for structural materials. Petung bamboo can be made into a laminated board because it has a thick stem wall (10 mm-30 mm), a thick stem wall will save the use of adhesive. Laminated board is a product formed from wood laminae that are joined together with adhesive by the process of forging into a board whose size can be adjusted as needed. The advantages of laminated board products are that wood defects can be eliminated, have good aesthetic value and are easy to maintain. Wood requirements for structural use require high strength and large dimensions.  Laminated board technology allows wood with inferior properties to be converted into structural products. The purpose of this research is to see the effect of labor weight, type of wood and non-wood combination and their interaction on the physical and mechanical properties of laminated boards and determine the strength class of laminated boards based on their physical and mechanical properties. Based on the results of testing the physical properties (density, thickness development and thickness shrinkage) of laminated boards have no significant effect on the weight of the lumber, the type of combination and its interaction except in testing the water content has a real effect. Testing of mechanical properties (MoE and MoR) has a significant effect on the weight of labur, the type of combination and its interaction. The physical characteristics of the laminated board combination of rajumas bamboo petung and sengon bamboo petung wood are in accordance with the JAS 234-2007 standard, but the mechanical properties test has not met the standard.  Based on the results of testing the physical and mechanical properties, it is included in strength class III which can be utilized as a lightweight construction material with indoor use.

Downloads

Download data is not yet available.

References

BPS. (2019). Statistik Produksi Kehutanan. Jakarata : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Cahyadi, D., Firmanti, A. & Subiyanto, B. (2012). Sifat Fisis Dan Mekanis Bambu Laminasi Bahan Berbentuk Pelupuh (Zephyr) Dengan Penambahan Metanol Sebagai Pengencer Perekat. Jurnal Permukiman, 7(1), 1-4.

Felix, S., P. (2014). Variasi Berat Labur Perekat Phenol Formaldehida Terhadap Kualitas papan Lamina Dari Batang Kelapa Sawit. Skripsi. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Hakim, E., Z., R., Hasan, H., Syukriyadin. (2017). Perancangan Mesin Pengering Hasil Pertanian Secara Konveksi dengan Elemen Pemanas Infrared Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno dengan Sensor DS18B20. Jurnal Online Teknik Elektro, 2(3), 16-20.

Hanafiah, K. (2016). Rancangan Percobaan. Bandung : PT. Raja Grafindo Persada.

Herawati, E., Massijaya, M., & Nugroho, N. (2008). Karakteristik Balok Laminasi Dari Kayu Mangiumn (Acacia mangium Willd.). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Hutan, 1,1–8.

Kasmudjo. 2001. Pengantar Teknologi Hasil Hutan Bagian V Papan Tiruan Lain. Universitas Gadja Mada.

Lestari, A., T. (2020). Sifat Keterbasahan Pada Bidang Tangensial Dan Radial Kayu Rajumas (Duabanga moluccana Blume). Perennial, 16(1): 7–10.

Mochsin, Fadillah, H. & Mochsin, U. (2014). Stabilitas Dimensi KayuBerdasarkan Suhu Pengeringan dan Jenis Kayu. Jurnal Hutan Lestari, 2(2), 229-241

Pratama, Rahayu, F., M., & Sekartining I. (2019). Pengaruh Arah Aksial Dan Radial Terhadap Sifat Fisis, Mekanis, Keawetan, Dan Kimia Kayu Jati Cepat Tumbuh (Tectona grandis Linn F.). Thesis (dipublikasikan). Institut Pertanian Bogor.

Purwanto D. (2011). Pembuatan Balok Dan Papan Dari Limbah Industri Kayu. Balai Riset Dan Standardisasi Industri Banjarbaru. Jurnal Riset Industri, 5,13–20.

Purwanto D. (2016). Sifat fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Limbah Campuran Serutan Rotan dan Serbuk Kayu. Jurnal Riset Industri, 10(3), 125-133.

Risnasari, Iwan, Azhar, I., & Sitompul, A.N. (2012). Karakteristik BalokLaminasi dari Batang Kelapa (Cocosnucifera L.) dan Kayu Kemiri (Aleurites moluccana wild.). FORESTA Indonesian Journal of Forestry, 1(2), 79–87.

Ruhendi, S., Koroh, D., N., Syamani, F. A., Yanti, H., Nurhaida, S., S., & Sucipto, T. (2007). Analisis Perekatan Kayu. Thesis. Institut Pertanian Bogor.

Sailana, G. E., Usman, F. H., & Yani, A. (2014). Physical and mechanicalmproperties of mahang wood (Macaranga hypoleuca (reichb.f.etzoll.)m.a) are densification by steam time and temperatur felts. Jurnal Hutan Lestari, 2(1), 1–10.

Sucipto, T. (2009). Stabilitas Dimensi kayu. Medan : Universitas Sumatra Utara.

Sudo, H., Y., and Lestari S., R., D., (2022). Suatu Tinjauan Pemanfaatan Kayu Hutan Tanaman Untuk Glulam. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 40(1): 31–36. DOI: 10.20886/jphh.2022.40.1.31-36

Tarigan, R. O., Sucipto, T., Hartono, R., Kehutanan, P., S., Pertanian, F., Utara, U. S., Pengajar, S., Studi, P., Pertanian, F., & Sumatera, U. (2014). Variasi Pelapis Luar dan Berat Labur Perekat Phenol Formaldehida terhadap Kualitas Papan Lamina dengan Inti dari Batang Kelapa Sawit (Variation of Outer Layer and Phenol Formaldehyde Adhesive Glue Spread on Laminated Board Quality with Core made from Oil. 1–9.

Violet & Agustina. (2018). Variasi Arah Aksial Batang (Pangkal Dan Ujung) Terhadap Sifat Mekanika Papan Laminasi Kayu Kelapa (Cocos Nucifera.L) Dan Kayu Nangka (Arthocarpus Heterophyllus.L). Jurnal Hutan Tropis , 6(1).

Widiati K.Y., Karyati, & Karmini. (2021). Pengaruh Posisi Dalam Batang dan Hubungan Kerapatan Normal Terhadap Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Ficus callosa Wild. In Prosiding Seminar FHIL UHO dan KOMHINDO VI, Kendari, Hal, 154-164.

Widjaya E, Manik P, & Jokosisworo S. (2017). Analisa kekuatan Tarik dan Kekuatan Lentur Balok laminasi Bambu Petung dan Kayu Sengon Untuk Komponen Kapal Kayu. Jurnal Perkapalan, 5. 431-437

Widyawati, R. (2010). Kekuatan Sambungan Tegak (Butt Joint) Struktur Balok Laminasi (Glulam Beams) dari Kayu Lokal. Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 14(1), 27–38.

Wulandari & Radjali Amin, (2023). Sifat Fisika Papan Laminasi Kombinasi Kayu Sengon dan Bambu Petung (Dendrocalamus asper). Jurnal Emperiscm, 4(1), 1-8.

Wulandari F., T., Rini D., S., & Wahyuningsih, E. (2021). Pemanfaatan Papan Laminasi Bambu Petung (Dendrocalamus Asper (Schult. F.) Kayu. Jurnal Media Bina Ilmiah, 15(8), 1-12.

Wulandari, F. T. (2022). Pengaruh Berat Labur Perekat Terhadap Sifat Fisika Danmekanika Papan Laminasi Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb). Jurnal Media Bina Ilmiah, 16(9).

Wulandari, F. T., Putu, N., Lismaya, E., & Suryawan, I., G., A. (2023). Analisis Sifat Fisika dan Mekanika Papan Laminasi Bambu Petung ( Dendrocalamus asper Roxb ) dan Papan Laminasi Kayu Bayur (Pterospermum javanicum). 06(1): 39–50. DOI: 10.22219/avicennia.v6i1.23738

Wulandari, F., T., Habibi, & Amin, R. (2023). Sifat Fisika dan Mekanika Papan Laminasi Bambu Petung (Dendrocalamus Asper) dengan Susunan Bilah Ke Arah Lebar. Jurnal Hutan Tropika, 18(1), 1–8.

Wulandari, F.T, 2013. Produk Papan Komposit dengan Pemanfaatan Limbah Non Kayu. Prodi Kehutanan Faperta Unram. Jurnal Media Bina Ilmiah. DOI:1030598.jhppk.2022.6.2.159 ISSN ONLINE:2621-8798168

Wulandari, Lestari D, & Dewi N., P., E., L. (2023). Analisis Pengaruh Jenis Papan, Berat Labur Perekat Dan Interaksinya Terhadap Sifat Fisika dan Mekanika Papan Laminasi. Jurnal Daun, 10(1), 1-17.

Yoresta, F., S. (2014). Studi Eksperimental Perilaku Lentur Balok Glulam Kayu Pinus (Pinus Merkusii). Jurnal Ilmu Teknologi Kayu Tropis, Vol.12(1):pp. 33–38.

Downloads

Published

2024-04-04

How to Cite

Wulandari, F. T., & Lestari, D. (2024). Pemanfaatan Kayu Rajumas, Sengon dan Bambu Petung Sebagai Produk Papan Laminasi. Empiricism Journal, 5(1), 35–46. https://doi.org/10.36312/ej.v5i1.1822

Issue

Section

Articles