Penggunaan Communicative Games dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Siswa Mts Panti Asuhan Nurul Iman

Authors

  • Yuni Hariyanti UPN Veteran Jakarta
  • Junita Purwandari UPN Veteran Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.36312/sasambo.v5i2.1146

Keywords:

communicative games, kepercayaan diri, learner-centered, motivasi

Abstract

Pengabdian masyarakat yang dilakukan pada Panti Asuhan Nurul Iman, Depok ini bertujuan untuk menyajikan pengajaran yang lebih menyenangkan dengan metode pembelajaran yang tidak siswa dan guru gunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang terlibat dalam pengabdian masyarakat ini adalah 18 siswa Madrasah Tsanawiyah yang berasal dari kelas campuran kelas 7, 8, dan 9. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan communicative games ini dibagi dalam tiga tahapan penbelajaran: pre, whilst, dan post teaching. Dari hasil observasi dan juga analisa kuesioner yang telah dilengkapi oleh para siswa, bisa disimpulkan bahwa siswa-siswi Panti Asuhan Nurul Iman ini menyukai penggunaan metode learner-centered dengan melalui communicative games karena manfaat yang mereka rasakan selama pelatihan. Selain pembelajaran yang lebih menyenangkan, siswa mendapatkan motivasi dan kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan belajar menggunakan metode konvensional yang befokus pada guru (teacher-centered) yang banyak menghabiskan waktu pembelajaran dengan ceramah dan mengerjakan soal pada buku LKS. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada satu kemampuan, yakni berbicara. Karena itu, perlu adanya inovasi lain yang perlu dilakukan untuk peningkatan kemampuan bahasa yang lain.

The Use of Communicative Games in English Learning Activities for Mts Nurul Iman Orphanage Students

The community service carried out at the Nurul Iman Orphanage in Depok aims to present teaching that is more enjoyable with the learning methods that they students and teacher do not use in learning in the classroom. The students involved in this community service were 18 Madrasah Tsanawiyah students from mixed grades of grades 7, 8 and 9. The implementation of learning using communicative games was divided into three learning stages: pre, whilst, and post teaching. From the observations and also the analysis of the completed questionnaires by the students, it can be concluded that the students at the Nurul Iman Orphanage like the use of the learner-centered method through communicative games because of the benefits they experience during the training. In addition to making learning more enjoyable, students get higher motivation and self-confidence compared to learning using conventional methods that focus on the teacher (teacher-centered) in which they spend a lot of learning time with lectures and answering questions from textbook. This community service activity focuses on speaking. Therefore, there is a need for other innovations that need to be done to improve other language skills.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asrul, N., Daulay, I., Lubis, B., & Husda, A. (2021). Pelatihan Literasi Bahasa Inggris Bagi Siswa SD Negeri Percobaan Medan. Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat), 1(1), 1-5.

Darniati, F. R. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMPS Galih Agung dan Mts Darul Arafah Deli Serdang Sumatera Utara. Jurnal Tarbiyah, 23(2).

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik; Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak, Usia SD, SMP, dan

SMA. Bandung: Resmaja Rosdakarya.

Happyalita, U. C., Ilahi, P. R., Santoso, R. L., & Ja’farLuthfi, M. (2020). Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Mendukung Program Integrasi Interkoneksi di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 531-534.

Mahmoud, A. A. A., & Tanni, Z. A. (2014). Using Games to Promote Student. Motivation towards Learning

English, Al-Quds. Open University Journal for Educational & Psychological Research & Studies, 2(5).

Maduwu, B. (2016). Pentingnya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Warta Dharmawangsa, (50).

Maryam, S. (2020). Utilizing communicative language games to improve students’ speaking ability. Journal of Languages and Language Teaching, 8(3), 251-263.

McArdle, F., Grieshaber, S., & Sumsion, J. (2019). Play meets early childhood teacher education. The Australian Educational Researcher, 46, 155-175.

Misbah, N. H., Mohamad, M., Yunus, M. M., & Ya’acob,

A. (2017). Identifying the factors contributing

to students’ difficulties in the English language

learning. Creative Education, 8(13), 1999-2008.

Priyatmojo, Achmadi., dkk. 2010. Buku Panduan Pelaksanaan Students Centered Learning (SCL) dan Teacher Aesthethic Role-Sharing (STAR). Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada.

Sespene, M. N. A., Oyangoren, H. R., Narnola, R. M. A., & Picardal, M. T. (2021). Macro and micro context factors in English language learning in modular distance learning. Recoletos Multidisciplinary Research Journal, 9(2), 35-52.

Wijaya, I. 2013. Fungsi atau Peran Guru didalam Kelas.

Diakses pada 17 Maret 2023 dari

https://masukmts.wordpress.com/2013/04/03/fungsi-atau-

peran-guru-di-dalam-kelas-2/).

Downloads

Published

2023-05-01

How to Cite

Hariyanti, Y., & Purwandari, J. (2023). Penggunaan Communicative Games dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Siswa Mts Panti Asuhan Nurul Iman. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 5(2), 316–327. https://doi.org/10.36312/sasambo.v5i2.1146

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.