Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Swamedikasi

Authors

  • Tursina Kamila Putri Universitas Qamarul Huda Badaruddin
  • Faizul Bayani Universitas Qamarul Huda Badaruddin
  • Laili Apriani Universitas Qamarul Huda Badaruddin
  • Depi Yuliana Universitas Qamarul Huda Badaruddin

DOI:

https://doi.org/10.36312/ej.v3i2.1065

Keywords:

Swamedikasi, Tingkat Pengetahuan, Perilaku Masyarakat.

Abstract

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat dalam menangani keluhan penyakit yang dialami. Pengobatan sendiri akan menimbulkan masalah terhadap obat atau yang biasa disebut dengan istilah Drug Related Problems (DRP’s), hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap obat dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku swamedikasi di Dusun Muara Putat Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan teknik cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan non random sampling dengan teknik pusposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 83 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bawa responden memiliki pengetahuan tergolong rendah sebesar 4,82%, 72,29% responden tergolong sedang, dan 22,89% tergolong baik. Kemudian perilaku swamedikasi menunjukan 12,05% responden memiliki perilaku swamedikasi tergolong rendah, 62,65% responden tergolong sedang, dan 25,30% tergolong tinggi. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh hasil yang tidak signifikan dengan nilai P value yakni sebesar 0,063 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi.

Relationship between Community Knowledge Level and Self-Medication Behavior

Abstract

Self-medication or self-medication is a community effort in dealing with complaints of the disease they are experiencing. Self-medication will cause problems with drugs or what are commonly referred to as Drug Related Problems (DRP's), this is due to a lack of understanding of drugs and their functions. This study aims to determine the relationship between the level of public knowledge and self-medication behavior in Muara Putat Hamlet, Pemenang Timur Village, Pemenang District, North Lombok Regency in 2022. This research is an analytic survey study using a cross sectional technique. Sampling using non-random sampling with purposive sampling technique. The sample used in this study was 83 respondents. The results of this study indicate that respondents have low knowledge of 4.82%, 72.29% of respondents are classified as moderate, and 22.89% are classified as good. Then self-medication behavior shows that 12.05% of respondents have low self-medication behavior, 62.65% of respondents are classified as moderate, and 25.30% are high. Based on the results of the Chi-Square test, insignificant results were obtained with a P value of 0.063 which indicated that there was an insignificant relationship between the level of knowledge and self-medication behavior.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfaqinisa, R. (2015). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Orang Tua Tentang Pneumonia Dengan Tingkat Kekambuhan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep Kota Semarang Tahun 2015. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Harahap, N. A., Khairunnisa, K. Dan Tanuwijaya, J. (2017) ‘Patient knowledge and rationality of self-medication in three pharmacies of Panyabungan City, Indonesia’,Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), p. 186. doi: 10.29208/jsfk.2017.3.2.124.

Ipang, D. dan Yosephine. (2011). Swamedikasi yang Baik Dan Benar. Klaten: PT Intan Sejati.

Jahya, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kurniawati, L. H. (2019) Hubungan Pengetahuan Masyarakat Trehadap Perilaku Penggunaan Antibiotik (Studi Kasus pada Konsumen Apotek - apotek di Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan). Universitas Isalam Maulana Malik Ibrahim Malang.

Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Putra, S. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: D-Medika.

Rahmawati, I. R. (2014).Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Mahasiswa Kluster Kesehatan dan Kluster Saintek Universitas Gajah Mada. Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM Yogyakarta.

Restiyono, A. (2016) ‘Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam Swamedikasi Antibiotik pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen Kebupaten Pekalongan’, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), p. 14. doi:10.14710/jpki.11.1.14-27.

Sasmita, M. A., 2018. Profil Swamedikasi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode November-Desember 2017. Jurnal Farmasi. Surakarta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Yusuf, A. M. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Downloads

Published

2022-12-31

How to Cite

Putri, T. K., Bayani, F., Apriani, L., & Yuliana, D. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Swamedikasi. Empiricism Journal, 3(2), 288–294. https://doi.org/10.36312/ej.v3i2.1065

Issue

Section

Articles